Indonesian Center for Agricultural Education

The Center of Amazing Excellent Millennials Vocational Education on Agriculture in Indonesia
E-mail

pusdiktan@pertanian.go.id

Opening Hours

Mon - Thu 07.30 AM - 04.00 PM | Fri 07.30 AM - 04.30 PM

Lastest

News

Silahkan klik flyer untuk informasi lebih lanjut

Agenda

Upcoming Events

As a major of agricultural education center in Indonesia, the Indonesian Center for Agricultural Education has the responsibility to participate in educating agricultural human resources and the Indonesian people through various activities and events.

Previous
Next
Educational News

Campus Info

Indonesian Center for Agricultural Education (ICAE) has 7 implementing units (POLTEKTAN) across the Indonesia. In collaboration with Indonesian Ministry of Education and Culture, ICAE develop the agricultural high school through Indonesian Agency of Agricultural Extension and Human Resources Development (IAAEHRD) held the agricultural vocation high school on 3 (three) agriculture vocational high school (SMK-PP) and 84 agricultural high school (SMK bidang pertanian) under the regional governments and private sectors or foundations.

Hi, I’m a Tooltip

Click on the pin icon for more information.

135 +

Collaborations

297 +

Educators

2840 +

Students

2674 +

Best Graduates

Collaborations

Partnership & Collaboration

Factual

Did You Know

MAGELANG. Inovasi menjadi bagian penting dalam akselerasi pembangunan pertanian. Sebab itu, Kementerian Pertanian terus berupaya mengajak generasi muda untuk terlibat langsung dalam menciptakan, menerapkan, dan mendiseminasikan teknologi kepada pelaku pertanian.

Salah satunya dengan menggelar Seminar Nasional dengan tema “Inovasi dalam Pertanian dan Peternakan Menuju Kemandirian Pangan dan Keberlanjutan Ekologi” pada Senin (15/7). Sebagai penyelenggara, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) menggandeng 2 guru besar dari Universitas Gajah Mada dan Universitas Dipeonegoro, serta praktisi di bidang peternakan.

Dilaksanakan secara hybrid, Polbangtan YOMA mengajak generasi muda untuk bersiap menerima tantangan masa depan. Di berbagai kesempatan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong mahasiswa untuk menghasilkan inovasi yang tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

“Hilangkan pikiran mencari kerja, tetapi usahakan agar kita yang membuka lapangan kerja. Latih kemampuan dari sekarang!” ujar Mentan.

Senada, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang loyal dan berintegritas untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor,” papar Dedi.

Untuk itu, dalam kesempatannya membuka Seminar Nasional, Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto mendorong generasi muda untuk mengakselerasi penerapan teknologi.

“Inovasi belum bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Belum bisa merubah tradisi yang ada untuk beralih ke teknologi modern. Oleh karena itu, mahasiswa yang nanti akan terjun ke lapangan, harus bisa mengadaptasi hal ini.” tutur Bambang.

Ia mengajak ratusan mahasiswa yang hadir di Aula Polbangtan YOMA untuk menterjemahkan teknologi modern agar mudah diserap oleh masyakarat.

Tantangan menjadi lebih berat karena adanya degradasi lahan, alih fungsi lahan, serta perubahan iklim. Sehingga Bambang menegaskan perlunya melibatkan inovasi untuk menyikapi tantangan ini.

“Kita harus selalu bersinergi dengan lingkungan, karena kita bukan pewaris, namun harus mewarisi untuk anak cucu kita” ajak Bambang.

Hadir sebagai salah satu narasumber, Tri Anggraeni Kusumastuti, Guru Besar Bidang Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada menyebutkan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa kini, harus bisa dinikmati antar generasi.

Di sisi lain, meningkatnya kebutuhan pangan berakibat pada peningkatan emisi yang merugikan ekosistem.

“Sub sektor peternakan berperan sangat penting sebagai penyedia sumber protein hewani. Tetapi di sisi lain menyumbang pencemaran lingkungan, yakni metan.” jelas Tuti.

Sehingga, pembangunan harus berorientasi pada green economy melalui upaya perbaikan kondisi lingkungan dan pola investasi pemulihan lingkungan melalui kerjasama pemerintah, badan usaha, dan Masyarakat.

“Konsep green economy menyebutkan bahwa pembangunan harus menghasilkan manfaat di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan harus melibatkan sumber daya manusia, teknologi, dan lingkungan. Dengan inovasi, pembangunan harus bisa memberikan efek positif bagi lingkungan.

Tak hanya diikuti oleh mahasiswa, seminar ini pun diakses umum melalui zoom meeting dan YouTube resmi Polbangtan YOMA. Setelah pemaparan materi dari para narasumber, sebanyak 30 pemakalah melakukan presentasi untuk selanjutnya diterbitkan pada prosiding Seminar Nasional 6 Polbangtan YOMA.

Agricultural Learning

VOKA-PEDIA

The agricultural sector has specific information and terms in a variety of agricultural activities. Voka-Pedia or Vocational Encyclopedia was made with the aim of becoming a reference dictionary for the ICAE of the Indonesian Ministry of Agriculture, which provides a description of hundreds of information terms arranged alphabetically related to the world of agriculture.

MEDIA

Galleries of ICAE

Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS)