Home » Blog » 3 in 1 Event, Polbangtan Medan gelar `Creative Agripreneur Festival`

3 in 1 Event, Polbangtan Medan gelar `Creative Agripreneur Festival`

MEDAN – Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] terus menggelorakan semangat generasi milenial ‘back to agriculture’ seperti dilakukan Polbangtan Medan yang merangkum tiga kegiatan pada satu gelaran alias 3 in 1 event bertajuk Creative Agripreneur Festival [Craf] di Medan, Sabtu [24/12].

Kegiatan Craf merangkum kegiatan Talkshow Millenial Agriculture Forum [MAF] dengan host Polbangtan Medan mengusung tema ‘Petani Milenial Raup Untung dengan Pertanian Berkelanjutan’ menampilkan petani milenial Teuku Firmansyah dan Dwiki R Pasaribu.

Kegiatan kedua adalah peninjauan Gedung SBSD dan Closing Ceremony Cikarsivitas 2022 yang merupakan ajang cipta, karsa, rasa, seni dan kreativitas disingkat Cikarsivitas, yang berlangsung sejak September 2022. Tan 7B tampil sebagai juara umum dengan perolehan enam emas dan dua perak, sehingga piala bergilir Cikarsivitas kembali diraih oleh jurusan pertanian.

Kegiatan Craf diadakan dengan agenda pameran produk PWMP [Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian] dan soft launching Laboratorium TeFa Kopi.

Kegiatan Craf oleh Polbangtan Medan sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada generasi milenial sebagai penerus pembangunan pertanian nasional.

“Masa depan pertanian berada di tangan anak-anak muda, generasi milenial. Untuk itu, kita selalu berupaya agar banyak generasi milenial turun ke sektor pertanian,” katanya.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi berharap kegiatan Craf mampu menjadi pendorong petani milenial untuk memanfaatkan peluang pada pertanian berkelanjutan.

“Pertanian yang harus dikembangkan adalah pertanian ramah lingkungan yaitu pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga lingkungan,” katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan ada dua faktor yang meningkatkan produksi pertanian berkelanjutan yakni pupuk dan varietas, namun sangat disayangkan, pupuk berlebih malah merugikan lingkungan.

“Produksi yang besar tentu rakus terhadap pupuk, namun penggunaan pupuk berlebih malah menekan mikroorganisme yang menguntungkan. Solusinya, diperlukan pupuk yang mampu menekan produktivitas dan menjaga lingkungan dengan pupuk organik,” katanya.

Menyikapi hal itu, Kementan menggelar Gerakan Tani Pro Organik disingkat Genta Organik. Gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal.

Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, hayati dan pembenah tanah secara mandiri,” kata Dedi Nursyamsi.

Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti di akhir acara berharap kepada petani milenial untuk ikut dalam Genta Organik, dalam upaya menciptakan pertanian yang berkelanjutan.

Kegiatan Craft dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti didampingi Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini bersama jajarannya.