Home » Blog » Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian Subang, Polbangtan Bogor Fasilitasi Uji Kompetensi

Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian Subang, Polbangtan Bogor Fasilitasi Uji Kompetensi

BOGOR – Untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan standardisasi kompetensi penyuluh pertanian dari berbagai daerah guna menjaga ketersediaan dan mendongkrak produksi pangan nasional. Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor tahun ini kembali memfasilitasi Tempat Uji Kompetensi (TUK) Sertifikasi Kompetensi Penyuluh Pertanian. Kali ini, Dinas Pertanian Kabupaten Subang mengirimkan Penyuluh fasilitator dan supervisor sebanyak 19 orang.

Seperti dilansir dari laman LSPMKS.co.id, Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah Tempat kerja dan atau lembaga yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi, yang telah diverifikasi oleh LSP. Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menjadi salah satu TUK mandiri yang telah terverifikasi.

Supriyanto, Kepala TUK Polbangtan Bogor mengatakan bahwa uji kompetensi sangat penting dilakukan sebagai syarat utama untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kompetensi setiap penyuluh pertanian dalam melakukan tugas mulianya membimbing para petani untuk mendongkrak hasil pertanian demi meningkatkan ketersediaan pangan Indonesia.

“Sertifikasi terhadap penyuluh pertanian ini sebagai dasar bahwa penyuluh tersebut memang benar-benar ahli di bidangnya. Sebab, tidak seluruh penyuluh pertanian menguasai teknologi atau keilmuan pertanian dan biasanya hanya mengetahui secara umum dan tidak khusus”, ujarnya.

Maka dari itu, lanjutnya, melalui uji kompetensi atau sertifikasi ini bisa diketahui keahlian para penyuluh pertanian dalam bidang pertanian, apalagi saat ini pemerintah pusat terus menggenjot produksi hasil pertanian dalam upaya menjaga ketersediaan pangan.

Supriyanto menambahkan dari hasil pelaksanaan uji kompetensi yang diikuti 19 penyuluh pertanian dari Kabupaten Subang dinyatakan kompeten.

Ia pun berpesan kepada seluruh penyuluh pertanian yang merupakan garda terdepan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian agar jalankan penyuluhan pertanian sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku, sehingga tercapai tujuan penyuluhan.

“Tentunya, sertifikat ini sebagai bukti bahwa penyuluh pertanian benar-benar ahli dalam bidangnya masing-masing dan diharapkan ilmu yang didapat bisa ditebar kembali ke petani, sehingga bisa mendongkrak pendapatan petani dan produksi pertanian serta mampu membawa minimal untuk daerahnya bisa berswasembada pangan,” tambahnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Karenanya sektor pertanian dituntut untuk terus berproduksi demi menjaga ketersediaan pangan dalam negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan selain petani, penyuluh Pertanian merupakan garda terdepan mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan.

“Kalian (penyuluh pertanian) adalah sahabat petani, pemegang manajemen pertanian di lapangan. Kalian yang menunjukkan bagaimana bertani yang baik mulai dari hulu ke hilir, mulai dari tanam sampai petik hingga jual,” seru Mentan SYL.

Sementara itu terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan, “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan Pertanian tidak berhenti,” ujar Dedi.

Tak ketinggalan, Direktur Polbangtan Bogor ikut bangga atas tekad dan motivasi para peserta yang cukup tinggi. “Saya terinfo dari teman-teman asesor bahwa peserta melakukan pendanaan secara mandiri. Saya salut. Kalian adalah penyuluh pertanian yang memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kompetensi. Generasi dengan semangat seperti ini yang pertanian Indonesia butuhkan untuk meningkatkan kualitas pertanian”, ujarnya.

Di sisi lain, pelaksanaan sertifikasi kompetensi penyuluh pertanian yang berlangsung di Polbangtan Bogor ini dipastikan seluruh peserta maupun penguji bebas COVID-19, karena sebelum sertifikasi yang dilaksanakan pada akhir Juni tersebut seluruhnya sudah melakukan tes antigen dan hasilnya negatif. Seluruh rangkaian kegiatan pun dilakukan di luar ruangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.