Home » Blog » Kementan Bangun Jiwa Entrepreneur bagi Milenial Kreatif, Inovatif dan Mandiri

Kementan Bangun Jiwa Entrepreneur bagi Milenial Kreatif, Inovatif dan Mandiri

MEDAN – Tekad kuat untuk memulai, diawali dari minat dan bakat yang dimiliki disertai target, fokus dan konsisten dengan acuan “kisah pengusaha sukses”maka paksakan diri untuk memulai dan melakukannya sekarang.

Itulah nukilan Strategi menjadi Wirausahayang diuraikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi di Jakarta, Sabtu [11/11] pada opening speech Webinar Millennial Agriculture Forum (MAF) secara hibrid yang dipusatkan di Polbangtan Medan secara tatap muka (offline).

Dedi Nursyamsi mengutip arahan Presiden RI Joko Widodo yang sangat berharap lebih banyak lagi generasi muda banting setir menjadi petani, karena sektor yang paling kuat saat ini adalah pertanian.

“Ketika hampir semua sektor tumbuh negatif, pertanian justru tumbuh positif 1,75 persen,” kata Jokowi pada 6 Agustus 2021.

Dedi menambahkan, yang menjamin kesinambungan pertanian adalah petani milenial, yang mengembangkan agribisnis maka masa depan bangsa dan negara berada di genggaman petani milenial.

Pada kesempatan tersebut, Dedi mengurai tentang upaya menumbuhkan jiwa wirausaha seraya mengingatkan bahwa ´sukses bukan langkah statis´.

Diawali belajar melalui pendidikan formal, katanya, yang diupayakan Kementan melalui Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian Negeri [SMKPPN], Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI].

“Setelah belajar harus aktif berlatih berulang kali diikuti bertindak melalui pengembangan usaha sehingga tercapai sukses berkelanjutan,” kata Dedi.

Dia mengingatkan, menjadi wirausahawan muda pertanian yang profesional, andal dan berjiwa wirausaha
harus memiliki tekad yang kuat disertai minat diikuti target secara fokus dan konsisten.

Webinar MAF Volume 4 No. 40 digelar oleh Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan (Pusdiktan) yang digelar secara hibrid oleh Polbangtan Medan selaku host. Hadir Kepala Pusdiktan Idha Widi Arsanti via online dan Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini di Medan secara offline.

Narasumber yang hadir Nur Sakinah, owner Herbal Creative Product peraih award Tokoh Muda Inspiratif Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara dan Rudi Afriandi, owner Harapan Bersama Farm. Keduanya merupakan alumni Polbangtan Medan.

Kisah sukses kedua petani milenial tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia, sehingga dapat menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2033.

“Jika kita tidak bergerak cepat mencapai swasembada pangan, bisa saja kita mengalami krisis pangan. Untuk itu, kita harus berupaya terlepas dari ketergantungan pada negara lain dalam hal penyediaan pangan,” sebut Mentan Amran.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini menambahkan bahwa Polbangtan memberikan ruang bagi mahasiswa dan alumni untuk mengembangkan passion-nya berwirausaha.

“Jaga kreativitas dan inovasi sehingga mampu bertahan dalam kondisi apa pun, contohnya Nur Sakinah dan Rudi Afriandi, alumni Polbangtan Medan,” katanya.

Kapusdik Idha Widi Arsanti pada closing statement-nya mengurai tentang ´persentase pemuda bekerja menurut lapangan usaha utama pada 2021´ yakni pertanian 19,18%; industri 25,02% dan jasa 55,80%.

“Sementara ´tingkat pendidikan pemuda yang bekerja di sektor pertanian pada 2021´ yakni tidak tamat SD 57,62%; SD sederajat 39,06%; SMP sederajat 28,63%; SMA sederajat 13,61% dan perguruan tinggi 3,81%,” kata Santi.

Santi menambahkan Kementan senantiasa berupaya melakukan transformasi pembangunan pertanian berbasis penguatan milenial dan digitalisasi.

“Pertanian tradisional dikelola petani tua yang tidak berani mengambil risiko, produksi primer tanpa orientasi pasar dengan mengandalkan pembiayaan sendiri sehingga tidak memiliki akses ke pasar lokal,” katanya.

Sementara pertanian modern dikelola petani milenial yang berani menempuh risiko dengan kapasitas SDM baik, mengelola produk olahan berupa hilirisasi dengan orientasi konsumen/pasar atas dukungan pembiayaan dan memanfaatkan teknologi modern, varietas unggul dan menerapkan digitalisasi.

Santi menambahkan, pihaknya berupaya melakukan Bimtek Penguatan Petani Milenial dan Digitalisasi berupa penumbuhan dan pemberdayaan 2,5 juta petani milenial pada 2020 – 2024, pemberdayaan startup milenial, peningkatan kapasitas milenial dalam digitalisasi dan penguatan intervensi inovasi teknologi informasi.