Home » Blog » Cetak SDM Unggul, Kementan Bekali Mahasiswa Polbangtan Sertifikasi Kompetensi

Cetak SDM Unggul, Kementan Bekali Mahasiswa Polbangtan Sertifikasi Kompetensi

BOGOR – Kementerian Pertanian (Kementan) berusaha keras mewujudkan kedaulatan pangan melalui berbagai program strategis. Untuk mewujudkannya, diperlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan SDM pertanian merupakan ujung tombak serta motor penggerak sektor pertanian.

“Pertanian harus diisi dengan SDM-SDM berkualitas. Kemampuan serta pengetahuan SDM yang ada sekarang pun harus terus ditingkatkan, khususnya bagi mereka para petani milenial. Sebab, masa depan pertanian ada di tangan petani milenial yang kita harapkan bisa menghadirkan inovasi,” kata Syahrul.

Mentan menambahkan, Kementan telah mencanangkan program utama pembangunan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern.

Untuk itu, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, serta memaksimalkan dukungan program-program strategis seperti penyuluhan, pelatihan, pendidikan vokasi serta sertifikasi kompetensi demi tercapainya penumbuhan pengusaha milenial di bidang pertanian serta mendukung program-program Kementan.

Pada pembukaan serta peresmian Sertifikasi Kompetensi bagi Mahasiswa Polbangtan yang dilaksanakan di Bogor (21/08), Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, jumlah petani di Indonesia saat ini sekitar 33,4 juta orang.

“Sebagian besar petani kita masuk dalam kategori usia sudah tua dan lebih dari 70 persen hanya lulusan sekolah dasar. Jumlah petani usia milenial kurang dari 30 persen. Dari 33,4 juta tiga persen saja petani lulusan perguruan tinggi. Padahal, jika mendominasi, tujuan pembangunan pertanian sulit dicapai yaitu menyediakan pangan masyarakat, menyejahterakan petani dan menggenjot ekspor. Bagaimana kita dapat melanjutkan pembangunan pertanian bila SDM kita tidak mumpuni? Untuk itu tidak ada kata lain, pertanian kita harus diisi oleh petani millenial.
Maka regenerasi petani merupakan harga mati!”,tegas Dedi.

Dedi menambahkan, cara menarik minat generasi muda adalah mengubah sektor pertanian menjadi sektor yang menjanjikan, menghasilkan.

“Saat ini Kementan sedang melakukan transformasi dari pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, dan tetangga, menjadi tempat menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Pertanian itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tidaknya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi pertanian itu harus kita jadikan tempat mencari duit sebanyak-banyaknya,” tegas Dedi.

Selain itu, sambung Dedi, Kementan juga sedang melakukan transformasi dari pertanian konvensional ke pertanian modern. Dengan alsintan, yang menjadi ciri khas pertanian modern, proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien, dan mampu meningkatkan produksi.

“Waktu jumlah penduduk Indonesia kurang dari 100 juta jiwa, cara konvensional masih aman. Sekarang, penduduk Indonesia sudah 273 juta jiwa. Kalau masih menggunakan cara konvensional, produksi pertanian kita tidak mungkin mencukupi pangan 273 juta jiwa tersebut,” tutur Dedi.

Selanjutnya, Dedi menyebutkan, paling tidak ada tiga jurus jitu untuk membangun wirausaha pertanian. Pertama, smart farming, yakni pertanian yang dilakukan dengan cara-cara cerdas dan dilakukan oleh orang-orang cerdas. Kedua, memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan skala usaha dan ketiga membangun kolaborasi dengan berbagai pihak.

Diakhir sambutannya, Dedi mengajak seluruh peserta sertifikasi baik yang tergabung secara online maupun offline untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing.

“Salah satu tantangan terbesar untuk mahasiswa yang baru lulus, atau biasa disebut fresh graduate pada saat mencari kerja adalah kompetisi yang tinggi. Banyaknya fresh graduate yang lulus dalam waktu bersamaan membuat kesempatan kerja semakin sulit karena persaingan ketat. Kalian harus mampu menunjukkan bahwa lulusan Polbangtan merupakan SDM unggul, selain memiliki ijasan juga memiliki sertifikat kompetensi dari lembaga yang memiliki kewenangan. Jadilah Penyuluh Pertanian, Pelaksana Produksi Benih, Pengawas Mutu Pakan, Operator Alsintan Pra Panen dan Pemelihara Tanaman Hidroponik yang kompeten”,pesannya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin mengatakan Sertikasi Kompetensi Bagi Mahasiswa Polbangtan merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pemerdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) no. 970 Tahun 2022 yang mengupayakan bahwa Sertifikasi merupakan persyaratan wajib tambahan. Sertifikat kompetensi yang akan didapatkan menjadi pendamping ijazah bagi lulusan Polbangtan. Hal ini diharapkan menambah kepercayaan diri lulusan Polbangtan dalam menghadapi dunia pasca kampus.

“Salah satu aspek pengembangan SDM Pertanian adalah mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi, sesuai dengan profesi yang ditekuni, mempunyai pengetahuan, sikap, keterampilan, motivasi dan atribut lain yang diperlukan agar dapat berhasil dalam pekerjaannya”, papar Amin.

Amin menambahkan, sertifikasi yang telah dilakukan sampai dengan bulan Agustus 2023 sebanyak 1.665 orang.

“Kita telah mensertifikasi 1.665 orang, termasuk yang hari ini dilakukan sertifikasi sebanyak 583 orang, yang terdiri dari Polbangtan Bogor sebanyak 217 orang, Polbangtan Medan sebanyak 129 orang, dan Polbangtan Malang sebanyak 237 orang. Hari ini secara serentak, kita melaksanakan uji kompetensi baik di Polbangtan Bogor, Malang serta Medan”,jelas nya.