Home » Blog » Tingkatkan Produktivitas Beras di Sumsel, SMKPP Kementan Kembangkan Teknologi Mina Padi

Tingkatkan Produktivitas Beras di Sumsel, SMKPP Kementan Kembangkan Teknologi Mina Padi

Banyuasin – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) termasuk provinsi peringkat keempat nasional dalam produksi hasil pertanian. Sedangkan untuk produksi beras, Sumsel merupakan Provinsi terbesar kelima di Indonesia.

Selaras dengan meningkatnya prestasi Sumsel sebagai penghasil beras tersebut, SMK PP Negeri Sembawa yang merupakan salah satu UPT dibawah Kementerian Pertanian ikut berupaya menghadirkan sawah dilingkungan sekolah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, agar produktivitas tersebut dapat terus ditingkatkan, Kementerian Pertanian memaksimalkan peran SMKPP.

“Pendidikan vokasi harus mencetak banyak SDM berkualitas untuk mendukung pembangunan dan peningkatan produktivitas pertanian,” katanya.

Di Sumatera Selatan, produksinya mencapai 2.696.877 ton dan kebutuhannya hanya sebanyak 859.744 ton. Oleh karena itu, Sumsel kerap mengalami surplus beras sebesar 1.837.133 ton.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Mattobi’i menambahkan meskipun di Sembawa merupakan Kawasan yang notabene Kawasan Perkebunan, namun Ia dan jajaran berupaya menghadirkan sawah untuk membekali siswa Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dengan ilmu mengenai budidaya padi.

”SMK PP Negeri Sembawa menghadirkan tiga petak sawah dengan luas total + 2.500 m2. Dibawah bimbingan Kasmaswati, S.P dan Hendro, siswa melakukan budidaya padi dengan system tanam Mina Padi, yaitu usaha budidaya ikan di sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam suatu areal yang sama”, ujar Mattobi’i.

Dengan kata lain sambil menyelam minum air, usaha padi lancar, budidaya ikan pun lancer. Ini adalah salah satu bentuk optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan petani dengan merekayasa lahan dan menggunakan teknologi tepat guna.

“Ini adalah padi dengan varietas inpari-32, ditambah mina padi dengan Ikan Nila yang kurang lebih sekitar 2000 ekor, saat ini kami hanya tinggal melakukan proses perontokan dengan menggunakan combine harvester,” tambahnya.

Varietas Inpari 32 dipilih karena dinilai memiliki kesesuaian dengan kondisi lahan yang ada di SMK PP Negeri Sembawa.

Walau tidak terlalu genjah umur Padi inpari 32 tergolong pendek , yakni 107 hari setelah seba, selain itu juga memiliki hasil panen dengan produktivitas yang tinggi serta terbukti memberi beberapa kelebihan, diantaranya tahan rebah serta tahan kurang air.

Hal ini sangat cocok dengan kriteria mina padi, dengan varietas yang tahan rebah.

Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menegaskan jika Kementerian Pertanian sedang berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Pertanian yang jauh lebih professional dan adaptif yang unggul.

Dimulai dari menumbuhkan minat generasi Z dan generasi Alpha sebagai penerus dari generasi Milennial.

“Kami akan ubah persepsi anak muda tentang pertanian, ubah mindset pertanian itu kotor. Pertanian itukan profesi. Bangsa bisa kuat kalau pertaniannya maju. Kalau begitu ini tugas yang berat yang perlu diselesaikan secara serius,” ucap Dedi Nursyamsi.

Hal ini disambut baik pleh salah satu siswa, Wendy. Menurutnya tidak perlu belajar atau praktik jauh-jauh, karena disini kami sudah dihadirkan dengan kondisi nyata lahan persawahan.

“Dimulai dari persiapan lahan sawah, hingga penjemuran, sudah kami lakukan. Hanya saja memang pabrik penggilingan belum ada, akan tetapi kegiatan tersebut sudah kami peroleh saat melakukan desa mitra di Kecamatan Rambutan,” ujar Wendy siswa SMK PP Negeri Sembawa.