Home » Blog » Tim AWR Kementan Patok Target Kostratani

Tim AWR Kementan Patok Target Kostratani

Kegiatan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) Kementerian Pertanian mulai gencar dilaksanakan. Satu di antaranya seperti yang dilaksanakan Tim Substansi Agriculture War Room (AWR) Kementan melalui rapat pengembangan di Museum Tanah dan Pertanian Bogor, Jawa Barat, Senin (16/12). Rapat tersebut membahas target Kostratani hingga Maret 2020, terkait konsep, data, dan pengguna (user) khususnya dalam AWR Kementan. Rapat yang dihadiri Kepala Pusat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Leli Nuryati dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) BPPSDMP Idha Widi Arsanti ini juga diikuti Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Banun Harpini.

Rapat Tim AWR Kementan membahas kesepakatan soal data yang akan dibangun dari user di tingkat kecamatan. Data tersebut meliputi potensi lahan, luas tanam, luas panen, produktivitas, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hingga alat mesin pertanian (alsintan). Data lainnya juga meliputi populasi ternak, harga produksi di level petani, informasi pasar, serta benih dan pupuk berikut harganya. Sementara untuk user level pimpinan, memerlukan ketersediaan data produksi, kredit usaha rakyat (KUR), investasi, jumlah dan nilai ekspor, jumlah kostratani, komoditas unggulan, hingga tenaga kerja.

Kepala Pusdiktan Idha Widi Arsanti menengarai bahwa sebenarnya pengembangan AWR tidak harus dimulai dari nol. Sebab, Kementan dapat menyelenggarakan kerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi yang sudah meluncurkan sistem berbasis Informasi Teknologi (IT) dalam bentuk aplikasi (start up). “Seperti Desa [Digital Extension Society for Agriculture] Apps dari UGM [Universitas Gadjah Mada], SPARS [Smart and Precision Agriculture Research Station] dari IPB (Institut Pertanian Bogor), sehingga dapat saling mendukung dan melengkapi,” kata Idha optimistis.

Sementara Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Retno Sri Hartati menekankan bahwa sesungguhnya konteks pemberdayaan masyarakat tak hanya di Kostratani, tetapi juga harus dibuka melalui peluang-peluang lainnya. Seperti di antaranya melalui koperasi atau sekolah menengah kejuruan pertanian, dengan memberdayakan unggulan lokal, atau penyuluh swadaya, dan lainnya.