Memasuki era industri 4.0, berbagai sektor mengalami modernisasi, termasuk sektor pertanian atau dikenal dengan istilah pertanian 4.0. Pertanian 4.0 mengarah pada implementasi saprodi dan alsintan berbasis teknologi. Menurut Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, Sumardjo Gatot Irianto dalam paparannya pada Jumat (6/3) di Bogor, pertanian modern ialah pertanian yang menggunakan cara-cara terkini dan ditandai dengan kemampuan modifikasi iklim, mitigasi resiko, integrated system, pengoperasian yang mudah dan otomatis, serta artificial intelligence. Dengan pertanian modern, segala sesuatu dapat diestimasi dan dikendalikan oleh sumber daya manusia, sehingga produktivitas komoditi pertanian serta efisiensi tenaga kerja, sumber daya, dan biaya produksi dapat ditingkatkan.
Menanggapi hal itu, Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) akan melakukan transformasi Teaching Factory (TEFA) melalui implementasi hidroponik modern di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan seperti Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI), dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP). Dalam paparannya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa hidroponik modern merupakan ragam dari pertanian modern. “Implementasi hidroponik modern di UPT Pendidikan akan mengubah stigma masyarakat mengenai sektor pertanian yang terkesan kotor dan tidak menghasilkan. Ini juga menjadi salah satu cara untuk menarik minat para generasi muda untuk menghasilkan para petani milenial” ujar Idha.
Idha juga menambahkan “Polbangtan, PEPI, dan SMK-PP merupakan ujung tombak pembangunan pertanian Indonesia. Jika sebagai ujung tombak saja kita masih konvensional, bagaimana dengan yang di belakang. Oleh sebab itu, kita perlu lakukan perubahan.”
“Pada dasarnya, pembuatan hidroponik modern tidak sulit, hanya butuh kemauan. Kemauan untuk belajar, kemauan untuk bekerja. Jika sudah berjalan, hidroponik modern ini memiliki efek domino. UPT Pendidikan dapat memproduksi bahan makanannya sendiri, jika produksi sudah besar bisa dipasarkan, mahasiswa yang dilibatkan bisa mempunyai skill terkait hidroponik modern sehingga ketika lulus mereka dapat membangun hidroponik modern secara mandiri” lanjut Idha. (Vanelly Rahutami)