Home » Blog » Kementan Gelar Forum Diskusi Bahas Petani Milenial Adaptif Teknologi

Kementan Gelar Forum Diskusi Bahas Petani Milenial Adaptif Teknologi

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) III bertajuk Kiprah Petani Milenial Adaptif Teknologi Wujudkan Pertanian Modern (17/6). Forum diskusi ini dibuka oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan menghadirkan narasumber kompeten yaitu Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, IFAD Country Director for Indonesia sekaligus Head of the IFAD South East Asia and Pacific Hub Ivan Cossio Cortez. Tampak hadir para Duta Petani Milenial, Duta Petani Andalan, beserta petani milenial di seluruh wilayah Indonesia. Forum ini turut dihadiri pula oleh para pejabat lingkup Kementan, Pimpinan dan dosen perguruan tinggi mitra Kementan, Direktur dan dosen Politeknik lingkup Kementan, Kepala SMKPP lingkup Kementan, dan widyaiswara.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono

Mentan SYL mengapresiasi dan mengaku senang dengan terselenggaranya forum diskusi online ini. “Kita harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang kita hadapi, Covid ini menjadi tanda perubahan paradigma. itulah tantangan kita hari ini” ujar Mentan saat memberikan arahan melalui zoom meeting dari Kantor Pusat Kementan, Jakarta. Ia menuturkan bahwa di saat krisis yang menyelamatkan sebuah negara adalah pertanian, ekspor di bidang pertanian tetap jalan, tidak ada yang membatalkan kontrak karena Covid. “Pertanian terbuka untuk semua usia, anak-anak milenial harus diajak dan diyakinkan untuk melihat teman-temannya yang sukses. Online sistem, startup, digital sistem menjadi jawaban peluang bisnis pertanian.” kata SYL memberikan semangat kepada seluruh peserta.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi dalam paparannya menyampaikan bahwa regenerasi petani adalah suatu keniscayaan. “Petani milenial kita sudah banyak berkiprah di bidang pertanian. Alhamdulillah sudah relatif menggembirakan,” ujar Dedi. Ia mengungkapkan bahwa petani milenial mempunyai kreativitas yang sangat tinggi, adaptif dan inovatif. Ini menjadi modal untuk membangun pertanian di masa yang akan datang, kata Dedi optimis.

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi

Dedi menambahkan, Kementan mendukung pembangunan petani milenial ini. Berbagai program terus digenjot, seperti Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) melalui peningkatan kapasitas pemuda di perdesaaan, pengembangan wirausawan muda pertanian, dan memfasilitasi akses permodalan. Target penumbuhan pengusaha pertanian milenial selama 5 tahun mulai dari tahun 2020 s/d 2024 mencapai 2.500.000 di seluruh subsektor pertanian, jelas Dedi.

Rektor IPB Arif Satria menyampaikan, sektor pendidikan mempunyai peran untuk transformasi entrepreneurship. IPB bertujuan menghasilkan techno-sociopreneur. “Goal pendidikannya, menghasilkan powerful agile-learner,” ungkap Arif. Di kesempatan berikutnya, IFAD Country Director for Indonesia Ivan Cossio Cortez menyampaikan bahwa generasi milenial memiliki kemampuan berpikir lebih baik, lebih cepat, dan tanggap dengan teknologi dibanding dengan generasi lanjut.

Seorang petani milenial mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab

Berlaku sebagai moderator Kepala Penyuluhan Pertanian Leli Nuryati. Sebelum menutup acara, Leli mengutip paparan Kepala BPPSDMP yaitu yang pertama regenerasi petani adalah suatu keniscayan dan harus dilakukan saat ini juga. Kedua, petani milenial sangat potensial utk melanjutkan pembangunan pertanian di Indonesia karena cerdas, muda, kreatif dan inovatif. Ketiga, petani milenial kita sudah berkiprah dan mendorong pertanian untuk lebih maju lagi. (Ageng Hasanah)