Home » Blog » SMK-PP Kupang Manfaatkan Pekarangan dengan Budidaya Sayuran

SMK-PP Kupang Manfaatkan Pekarangan dengan Budidaya Sayuran

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menyatakan bahwa pemanfaatan setiap jengkal tanah kosong untuk ditanami bibit tanaman pangan merupakan alternatif yang strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Komoditas pangan yang dapat ditanam ialah komoditas pangan selain beras, contohnya umbi-umbian seperti singkong, hingga sayuran maupun buah-buahan. Dengan begitu masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan alternatif selain beras.

Hal ini juga didukung oleh Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian). Ia mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran. “Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik,kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan. Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik,” ujar Dedi.

Di masa pandemi ini, menanam di pekarangan ialah langkah cerdas untuk memenuhi kebutuhan pangan sembari berusaha memutus mata rantai penyebaran. Tidak hanya rumah penduduk saja yang bisa memanfaatkan lahan pekarangan. Pekarangan lingkungan asrama pendidikan juga dapat dimanfaatkan.

Hal ini seperti yang bisa dilihat di pekarangan asrama putra di SMK-PP Negeri Kupang. Pekarangan yang luasnya kurang dari 100 meter2 itu ditanami berbagai tanaman sayuran seperti terong, pepaya, dan cabai. Beberapa tanaman seperti wortel, kubis, kaylan, lengkuas, jahe dan kunyit ditanam di polybag. Pemanfaatan pekarangan ini telah dilakukan sejak Agustus 2019 lalu. Jenis tanaman yang ditanam pun berganti-ganti, disesuaikan dengan musim serta kondisi yang ada.

Dibalik pemanfaatan pekarangan itu ada pembimbing asrama serta siswa-siswa yang punya kreativitas tinggi serta tidak kenal lelah. Kegiatan budidaya seluruhnya dilakukan di luar jam sekolah. Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya pun memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Pupuk misalnya, merupakan feses ternak sapi di instalasi. Sedangkan polybag atau pot dapat memanfaatkan limbah seperti bungkus minyak goreng maupun gelas plastik bekas minuman.

Kreativitas di pekarangan asrama itu pun berbuah manis. Hasil panen dapat dinikmati sendiri atau dijual kepada civitas SMK-PP Negeri Kupang hingga masyarakat luas. Sebagian hasil penjualan pun disisihkan agar budidaya di pekarangan bisa berkelanjutan. Di masa pandemi ini, siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang belajar dari rumah. Akhirnya, Nikodemus Usfinit, atau yang biasa dipanggil Niko, sebagai pembimbing asrama meneruskan budidaya di pekarangan itu. Lewat kegiatan di pekarangan itu, ia berharap siswa-siswa bisa terlatih untuk kreatif dalam menerapkan ilmu pertanian dalam kehidupan sehari-hari.

“Kegiatan Perilaku Pertanian ini merupakan kegiatan positif yang harus terus didukung dan difasilitasi agar berlanjut. Itu sudah menjadi komitmen dari SMK-PP Negeri Kupang”, jelas Kepala SMK-PP Negeri Kupang Stepanus Bulu.